Menu Tutup

Peran Vital Sekolah dalam Meningkatkan Kesadaran Gizi Keluarga: Perspektif Ahli

Pendidikan adalah investasi jangka panjang untuk kualitas sumber daya manusia, dan dalam konteks kesehatan, Peran Vital Sekolah dalam meningkatkan kesadaran gizi keluarga menjadi semakin krusial. Menurut DR. dr. Tan Shot Yen, M.Hum, seorang dokter sekaligus pakar gizi, sekolah bukan hanya tempat anak-anak belajar membaca dan menulis, tetapi juga merupakan lingkungan strategis untuk menanamkan pemahaman tentang nutrisi yang baik. Pemahaman ini tidak hanya akan membentuk kebiasaan makan sehat pada siswa, tetapi juga secara efektif menyebar ke seluruh anggota keluarga di rumah.

Sebagai institusi yang mendidik generasi penerus, sekolah memiliki akses langsung dan berkelanjutan terhadap anak-anak di usia formatif mereka. Ini adalah periode emas untuk menanamkan nilai-nilai kesehatan. Oleh karena itu, kurikulum yang terintegrasi dengan edukasi gizi dapat menjadi alat yang sangat ampuh. Contohnya, pada Rapat Kerja Nasional Pendidikan dan Kesehatan pada Rabu, 15 Mei 2024, di Jakarta, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan menggarisbawahi Peran Vital Sekolah sebagai pusat advokasi gizi, termasuk pembentukan “Duta Gizi Cilik” di setiap kelas.

Lebih lanjut, dr. Tan Shot Yen sering menekankan bahwa pendidikan gizi di sekolah tidak boleh hanya berhenti pada teori. Namun harus diwujudkan dalam praktik nyata, seperti pemahaman tentang pentingnya sarapan, bahaya jajanan tidak sehat, atau cara memilih makanan yang seimbang. Ketika siswa pulang ke rumah dengan pengetahuan ini, mereka secara tidak langsung menjadi agen perubahan. Mereka dapat mengingatkan orang tua tentang pilihan makanan yang lebih baik, membantu dalam perencanaan menu keluarga, dan bahkan memengaruhi kebiasaan belanja bahan makanan di pasar. Hal ini menunjukkan betapa fundamentalnya Peran Vital Sekolah dalam konteks ini.

Studi kasus di sebuah SD di Solo pada periode Januari hingga April 2024 menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam variasi bekal makan siang yang dibawa siswa setelah adanya program edukasi gizi yang melibatkan ahli gizi dan dokter. Peningkatan ini tidak hanya berdampak pada siswa, tetapi juga pada orang tua yang mulai lebih memperhatikan kualitas gizi bekal anak mereka. Data ini dikumpulkan oleh tim peneliti dari Universitas Sebelas Maret dan dirilis pada Mei 2024.

Oleh karena itu, penguatan Peran Vital Sekolah dalam ekosistem gizi keluarga adalah sebuah keharusan. Ini bukan hanya tentang memenuhi angka kecukupan gizi per individu, tetapi juga tentang menciptakan budaya makan sehat yang berkelanjutan di tengah masyarakat. Dengan demikian, kita dapat bersama-sama membangun generasi yang lebih bugar, cerdas, dan tangguh di masa depan, terhindar dari ancaman stunting dan berbagai penyakit akibat pola makan yang keliru.