Menu Tutup

Teknik Elektronika Industri: Menyiapkan Teknisi Handal di Era Otomatisasi Pabrik Pintar

Di tengah gelombang Industri 4.0, pabrik-pabrik bertransformasi menjadi “Pabrik Pintar” (Smart Factory), di mana proses produksi dikendalikan oleh sistem otomatisasi berbasis sensor, Programmable Logic Controller (PLC), dan robotika. Perubahan ini menjadikan Teknik Elektronika Industri di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai jurusan krusial yang bertugas mencetak teknisi handal yang mampu merancang, memasang, dan memelihara sistem kontrol otomatisasi tersebut. Lulusan TElI modern bukan hanya ahli dalam komponen elektronik, tetapi juga mahir dalam pemrograman dan integrasi sistem.


Kurikulum Integratif: Dari Komponen ke Kontrol Sistem

Fokus kurikulum Teknik Elektronika Industri telah bergeser dari dasar-dasar elektronika pasif menjadi aplikasi mikrokontroler dan sistem kontrol terdistribusi. Siswa harus menguasai pemrograman PLC, sebuah otak dari sistem otomatisasi industri. Di SMK “Elektronika Cerdas” fiktif, modul PLC tingkat lanjut diwajibkan untuk siswa kelas XII, di mana mereka ditugaskan untuk merancang dan memprogram simulasi sistem conveyor otomatis dengan kontrol human-machine interface (HMI). Program intensif ini dimulai pada Awal Semester Genap 2025.

Untuk memastikan relevansi, sekolah bekerja sama dengan industri. Guru Produktif, Bapak Rudy Hermanto, yang memiliki sertifikasi Industrial Automation, memimpin proyek ini, memastikan bahwa skema dan bahasa pemrograman yang digunakan sesuai dengan brand PLC yang dominan di pasar manufaktur lokal.


Pembelajaran Berbasis Proyek Smart Factory

Pembelajaran yang paling efektif dalam Teknik Elektronika Industri adalah melalui proyek simulasi pabrik pintar. Siswa harus mengalami seluruh proses, dari perencanaan rangkaian hingga troubleshooting sistem yang kompleks. SMK “Elektronika Cerdas” membangun mini plant simulasi otomatisasi di bengkel mereka. Pada Maret 2025, kelompok siswa kelas XI berhasil menyelesaikan proyek instalasi sistem sensor cahaya untuk kontrol kualitas produk, yang merupakan pesanan dari Teaching Factory jurusan lain.

Aspek praktis ini diperkuat oleh Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang terfokus. Siswa wajib magang selama enam bulan di perusahaan manufaktur otomotif yang sudah mengadopsi otomatisasi. Selama periode magang dari Juli hingga Desember 2025, mereka ditempatkan di fiktif PT. Otomasi Presisi Tinggi dan bertugas membantu Petugas Pemeliharaan Elektronika fiktif, Ibu Santi Dewi, dalam melakukan preventive maintenance pada panel kontrol PLC dan inverter. Pengalaman ini sangat penting karena melatih mereka untuk bekerja di bawah tekanan operasional pabrik.


Validasi Kompetensi dan Prospek Karier

Lulusan Teknik Elektronika Industri dengan keahlian otomatisasi sangat dibutuhkan. Untuk memvalidasi keterampilan mereka, LSP P-1 sekolah secara rutin mengadakan uji kompetensi skema Teknisi Otomasi Industri, yang diikuti oleh seluruh siswa tingkat akhir pada bulan April setiap tahun. Laporan dari Bursa Kerja Khusus (BKK) Sekolah yang dirilis pada Maret 2026 menunjukkan bahwa 85% lulusan terserap ke sektor manufaktur, utilitas, dan minyak/gas dalam waktu empat bulan, membuktikan bahwa fokus vokasi pada otomatisasi pabrik pintar adalah strategi yang tepat untuk mencetak tenaga kerja profesional masa depan.