Pendidikan vokasi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mencapai puncaknya melalui Tugas Akhir (TA) yang kini semakin berorientasi pada proyek nyata. Model TA tradisional yang hanya berupa laporan tebal telah bergeser menjadi karya inovatif yang membuktikan kompetensi siswa. Dalam konteks ini, Menghubungkan Hasil Belajar yang diperoleh selama Praktik Kerja Industri (Prakerin) dengan proyek kelulusan menjadi strategi yang sangat efektif. Menghubungkan Hasil Belajar ini memastikan bahwa karya akhir siswa memiliki relevansi industri yang tinggi, bukan sekadar tugas akademis semata. Tugas Akhir berbasis proyek yang didasarkan pada pengalaman lapangan adalah Panduan Sukses Belajar terbaik, karena menghasilkan solusi nyata bagi masalah industri dan Mempercepat Karir siswa.
Tugas Akhir berbasis proyek yang efektif dimulai dari identifikasi masalah yang ditemukan siswa selama masa magang. Alih-alih memilih topik umum, siswa didorong untuk mengusulkan proyek yang memecahkan masalah spesifik di perusahaan tempat mereka magang. Misalnya, seorang siswa Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak yang magang di sebuah klinik mungkin mengidentifikasi kebutuhan untuk sistem antrian digital. Proyek akhirnya adalah merancang dan mengimplementasikan sistem Queue Management yang disesuaikan dengan kebutuhan klinik tersebut. Ini membuktikan bahwa siswa mampu menganalisis masalah, merancang solusi, dan mengimplementasikannya secara fungsional. Pihak sekolah, melalui Kepala Unit Hubungan Industri, Ibu Kartini Subrata, M.Eng., menetapkan batas waktu pengajuan proposal proyek paling lambat satu bulan setelah masa magang berakhir, yakni sekitar akhir bulan September.
Proses ini secara langsung Menghubungkan Hasil Belajar teori di kelas, praktik di bengkel, dan pengalaman di dunia kerja. Semua data, analisis, dan feedback yang diperoleh dari supervisor industri selama magang menjadi bahan baku utama Tugas Akhir. Misalnya, jika siswa Jurusan Teknik Otomotif merancang tool kit perbaikan mesin yang lebih efisien, desainnya harus didukung oleh data job order dan waktu pengerjaan yang ia catat di buku jurnal magang. Implementasi proyek seringkali dibimbing oleh dua pihak: Guru Pembimbing dari sekolah (yang fokus pada aspek kurikulum) dan Pembimbing Lapangan dari industri (yang fokus pada kelayakan operasional). Kolaborasi antara guru dan pembimbing lapangan dari PT Mekar Sejati pada Desember 2025 memastikan bahwa prototipe perangkat lunak yang dikembangkan siswa benar-benar memenuhi standar keamanan data entry perusahaan.
Nilai tambah utama dari TA berbasis proyek lapangan adalah bobotnya di mata calon pemberi kerja. Saat wawancara kerja, lulusan tidak perlu lagi berteori; mereka dapat menunjukkan produk atau sistem yang telah mereka rancang dan implementasikan di lingkungan industri yang sesungguhnya. Proyek ini berfungsi sebagai portofolio konkret yang menunjukkan Etika dan Profesionalisme, kemampuan pemecahan masalah, dan penguasaan teknis tingkat tinggi. Tugas Akhir yang berhasil diimplementasikan di perusahaan mitra tidak hanya menjamin kelulusan dengan nilai terbaik, tetapi seringkali menghasilkan surat rekomendasi kerja atau tawaran pekerjaan. Melalui model ini, SMK berhasil menjamin bahwa setiap lulusan adalah pencipta solusi, bukan sekadar penunggu pekerjaan.